Residensi Sastra Pawitra Akan jadi Ajang Tahunan di Genting Mojokerto

Kanaka Media
0


Residensi Sastra Pawitra merupakan sebuah pelatihan penulisan berbasis Ekraf dan kearifan lokal. Residensi Sastra Pawitra adalah sebuah kegiatan untuk menciptakan sebuah karya yang tidak terbatas ruang dan waktu. 


Dalam Residensi Sastra Pawitra, kita akan berkarya dengan dibimbing oleh ahlinya di tempat yang tepat dengan ide-ide yang digali langsung dari sumbernya.


Dalam Residensi Sastra Pawitra, peserta akan diajak untuk tinggal di rumah-rumah warga Dusun Genting di lereng utara Gunung Penanggungan selama tiga hari dua malam. Selain menginap di rumah warga, juga diisi dengan pelatihan menulis dan menjelajah mengelilingi titik-titik bersejarah di Dusun Genting dan Desa Wotanmas Jedong yang sarat sejarah.


Selain menginap di rumah warga, juga diisi dengan pelatihan menulis dan menjelajah mengelilingi titik-titik bersejarah di Dusun Genting dan Desa Wotanmas Jedong yang sarat sejarah.


Residensi Sastra Pawitra dilaksanakan selama tiga hari, yakni pada tanggal 16-18 Februari 2024 di Mojoketo. Residensi Sastra Pawitra akan mengajak para peserta untuk mengikuti prosesi ritual khusus Tradisi Unduh Tirta yang hanya akan dilakukan setahun sekali di lereng utara Penanggungan.


Ritual Unduh Tirta adalah ritual khusus menjaga semesta sebagai kearifan lokal Genting yang masih lestari hingga kini. Unduh Tirta mengakses lokasi titik air yang selama ini sebagai sumber air satu-satunya di Dusun Genting dan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari oleh 4 Desa di lereng utara Penanggungan.


Mengikuti Residensi Sastra Pawitra adalah kesempatan emas untuk menyaksikan secara langsung sumber air alami yang masih terjaga beserta ritualnya. Peserta bisa mengikuti tradisi ini hingga selesai sebagai bahan ide menulis kearifan lokal di Gunung Penanggungan.


Residensi Sastra Pawitra dilaksanakan di Dusun Genting, Desa Wotanmas Jedong, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto. Dusun Genting merupakan dusun yang tertutup kapitalisme industri di lereng utara Gunung Penanggungan. Dusun Genting adalah dusun terakhir dan hanya terdiri dari 50-an rumah penduduk yang tinggal di sana.


Dusun Genting menjadi saksi sejarah yang panjang akan peradaban nusantara di masa lampau. Dusun Genting memiliki kearifan lokal yang unik dan masih terjaga kelestariannya hingga kini. Selain memiliki kearifan lokal yang masih terjaga hingga kini, Dusun Genting juga memiliki keindahan alam yang menakjubkan. Banyak peninggalan-peninggalan yang tersebar di Dusun Genting yang menjadi saksi peradaban di masa lampau.


Para narasumber Residensi Sastra Pawitra Batch 1


Kirana Kejora

Penulis Indie yang kini jadi Writerpreneur. Best Selling Author dan Produser Film. Pendiri Elang Nuswantara, gigih perjuangkan gerakan literasi Nuswantara.


SN Ilmiyah

Seorang Novelis, Editor, dan Content Writer yang juga mengelola Genting Camping Ground. Saat ini aktif mengembangkan  Wisata Bukit Bintang Sabrangan di lereng utara Penanggungan.


Ria Flora 

Menulis dan berbagai genre tulisan menjadi keseharian yang digelutinya. Saat ini aktif mengelola Pawitra Publisher dan juga turut aktif mengembangkan edukasi di alam lereng utara Penanggungan.


Abdul Wahid

Tokoh masyarakat Desa Wotanmas Jedong yang juga aktif melestarikan tradisi dan budaya di lereng utara Penanggungan. Ia juga pengampu Astana Jabal Sirr, yang memberikan terapi pijat gratis kepada masyarakat sejak 15 tahun lalu di Dusun Genting.


Nur Kholis

Visioner di Dusun Genting, yang juga merupakan tokoh penggerak budaya dan pemerhati kearifan lokal di Desa Wotanmas Jedong. Kini ia aktif dalam pengembangan wisata Bukit Bintang Sabrangan dan jalur pendakian Gunung Penanggungan via Genting.


Selain para narasumber di atas, Residensi Sastra Pawitra Batch 1 kali ini juga didukung oleh beberapa komunitas dan instansi penerbit diantaranya Astana Jabal Sirr, Ruang Baca Flora, Penerbit Kanaka, Pawitra Publisher, Komunitas Mendadak Buku, Bukit Bintang Sabrangan dan Genting Community.


Nantinya akan ada Residensi Sastra Pawitra Batch 2 yang akan digelar semester depan, tentunya dengan tema yang berbeda setiap batch-nya.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)