Perkembangan Sastra Kolonial di Akhir Abad ke-19 hingga Awal Abad ke-20

Kanaka Media
0
Perkembangan Sastra Kolonial ( 💚🌺💚Nowaja💚🌺💚 dari Pixabay)
Perkembangan Sastra Kolonial ( 💚🌺💚Nowaja💚🌺💚 dari Pixabay)


Sastra Kolonial di Indonesia merujuk pada karya-karya sastra yang diproduksi selama periode penjajahan Belanda, yang berlangsung dari akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Selama periode ini, sastra Indonesia mencerminkan dampak dominasi kolonial terhadap masyarakat, budaya, dan pola pikir. Beberapa ciri khas Sastra Kolonial termasuk:


1. Bahasa Penerbitan

Karya-karya sastra Kolonial pada umumnya ditulis dalam bahasa Belanda atau Jawa dan diterbitkan oleh penerbit-penerbit Belanda. Penggunaan bahasa Belanda memberikan akses terbatas kepada masyarakat lokal, dan sebagian besar pembaca karya tersebut adalah kalangan terpelajar yang menguasai bahasa tersebut.


2. Cerita Romantis dan Sentimental

Beberapa karya sastra Kolonial cenderung mengangkat tema-tema romantis dan sentimental yang menggambarkan hubungan antara pribumi dan penjajah Belanda. Beberapa kisah cenderung idealis dan sering kali menggambarkan kisah cinta antara tokoh lokal dengan tokoh Eropa.


Baca Juga: Periode Sastra Pewayangan pada Abad 14 hingga 19 Masehi

Baca Juga: Perkembangan Sastra Melayu pada Abad ke-19 Masehi


3. Representasi Pribumi

Representasi karakter dan budaya pribumi dalam sastra Kolonial dapat tercermin dalam cara yang terkadang stereotip. Pribumi sering digambarkan sebagai objek eksotis atau sebagai pelayan setia penjajah, dan konflik antarbudaya sering diangkat sebagai latar belakang cerita.


4. Puisi dan Prosa

Sastra Kolonial mencakup berbagai genre, termasuk puisi dan prosa. Karya-karya sastra tersebut sering kali menggambarkan kehidupan sehari-hari di bawah penjajahan dan terkadang menyuarakan ketidakpuasan terhadap situasi politik dan sosial.


5. Modernisme dan Nasionalisme Muncul

Meskipun banyak karya yang mencerminkan pandangan kolonial, pada akhir periode ini, beberapa penulis mulai menyuarakan semangat modernisme dan nasionalisme. Munculnya ide-ide nasionalis menjadi pemicu untuk kemunculan gerakan-gerakan sastra yang lebih independen di kemudian hari.


Beberapa penulis yang aktif selama periode Sastra Kolonial termasuk Marah Roesli, Sutan Takdir Alisjahbana, dan beberapa anggota Pujangga Baru yang awalnya menulis dalam konteks sastra Kolonial sebelum menjadi bagian dari gerakan yang lebih independen. Periode ini membentuk landasan bagi perkembangan sastra Indonesia menuju periode selanjutnya.

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)