Perkembangan Sastra Angkatan Balai Pustaka Tahun 1920-1942

Kanaka Media
0
Perkembangan Sastra Angkatan Balai Pustaka ( 🌸♡💙♡🌸 Julita 🌸♡💙♡🌸 dari Pixabay)
Perkembangan Sastra Angkatan Balai Pustaka ( 🌸♡💙♡🌸 Julita 🌸♡💙♡🌸 dari Pixabay)


Sastra Angkatan Balai Pustaka mengacu pada periode sastra di Indonesia yang berkembang pada tahun 1920-an hingga 1942 dan berpusat di sekitar penerbit Balai Pustaka, sebuah lembaga penerbitan yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1917. Sastra Angkatan Balai Pustaka memiliki ciri khas tersendiri, dengan penulis-penulisnya yang memproduksi karya-karya yang banyak dipublikasikan oleh Balai Pustaka. Beberapa ciri khas dan karakteristik Sastra Angkatan Balai Pustaka termasuk:


1. Gaya Bahasa Melayu Baku

Karya-karya Sastra Angkatan Balai Pustaka umumnya menggunakan gaya bahasa Melayu baku, yang telah diatur oleh penerbit Balai Pustaka. Pemilihan bahasa ini dimaksudkan untuk menciptakan satu bahasa persatuan yang dapat dipahami oleh masyarakat yang beraneka ragam di Nusantara.


2. Pendidikan dan Moralitas

Banyak karya Sastra Angkatan Balai Pustaka yang menekankan nilai-nilai pendidikan dan moralitas. Novel-novel yang diterbitkan sering kali mengandung pesan-pesan moral, etika, dan pendidikan yang dianggap positif.


3. Romantis dan Sentimental

Banyak karya Sastra Angkatan Balai Pustaka memiliki unsur romantis dan sentimental. Cerita-cerita cinta dan perjuangan pribadi sering menjadi tema utama, dan unsur-unsur ini digunakan untuk menyampaikan nilai-nilai moral.


4. Menjaga Tradisi dan Kepercayaan

Sastra Angkatan Balai Pustaka sering kali berusaha menjaga tradisi dan kepercayaan lokal, walaupun terdapat pengaruh-pengaruh asing dalam karya-karya tersebut.


5. Pembentukan Kesadaran Kebangsaan

Walaupun mungkin tidak sekuat Sastra Nasionalis, Sastra Angkatan Balai Pustaka juga berkontribusi pada pembentukan kesadaran kebangsaan di kalangan masyarakat. Banyak karya yang mencerminkan semangat persatuan dan perjuangan dalam konteks budaya dan kehidupan sehari-hari.


Beberapa penulis terkenal yang aktif pada periode ini termasuk Marah Roesli, Sutan Takdir Alisjahbana, Armijn Pane, dan Sanusi Pane. Meskipun periode ini kemudian digantikan oleh gerakan Pujangga Baru yang lebih radikal dan modern, Sastra Angkatan Balai Pustaka tetap memainkan peran penting dalam membentuk dan mendefinisikan sastra Indonesia pada masanya.

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)